Rabu, 21 Desember 2011

Bidadari dari Allah untukku.


Bismillahirrahmanirrahim. .,
Kaifa hal wa iman??
aku harap iya. .,
hari ini aku akan menceritakan satu cerpen.
Insya’ALLAH bermanfaat. .,

Wanita itu sangat cantik dimataku, dialah sumber inspirasiku kini. Dia umpama bidadari yang turun ke langit yang dikirimkan oleh ALLAH kepadaku. Aku bersyukur Ya ALLAH, karena kamu karuniakan aku isteri yang solehah.
Setiap malam dia akan mengejutkan aku untuk tahajud dan bersujud padaMu Ya ALLAH. Sebelum aku menikah dengannya, aku tidak pernah bangun ditengah malam untuk bersujud di hadapanMu.
Pada zaman remaja  aku jahil dalam agama. Aku solat pun sesuka hati, tidak pernah cukup lima waktu sehari. Tetapi setelah aku menikah dengan Aisyah, isteriku, Aku selalu solat dan bangun pada waktu malam untuk bertahajud padaMu.  


 “Aku tidak mau menikah dengannya”. Dia terlalu baik ayah. Agama ku pun kurang. Bagaimana aku mau membimbing dia kalau aku pun jahil dalam agama.” Aku menolak keputusan ayah dan ibu apabila aku diminta bernikah dengan Aisyah. Aku disuruh menikah dengannya karena keluarga ku sudah banyak terhutang budi dengan keluarganya.  Ayah dan ibu juga  sangat berkenan pada Aisyah disebabkan kesopanan dan kebaikan nya itu.

"Kamu boleh membimbing dia man , Ayah percaya dengan kamu , kalau kamu rasa kamu kurang agama sebelum menikah kamu boleh perbaikinya, insyaAllah ."­  Ayah dan ibu aku sangat mengharapkan aku untuk menikahi gadis pilihan mereka. Aku tahu Siti Aisyah Mohd Akmal itu baru menghabiskan pelajarannya di  Universiti of Yarmouk Jordan dalam bidang Syariah. Sedangkan aku, hanyalah pelajar lepasan  Universiti Islam Antarabangsa dalam bidang bukan  agama. Aku solat pun tidak penuh lima waktu, mau menikah dengan budak syariah. Huh..
Aku sadar aku tidak baik jika hendak dibandingkan dengan Aisyah. Karena aku teringat satu ayat Al-Qur’an yang aku pernah belajar di sekolah dulu.
“Wanita yang baik untuk lelaki yang baik dan wanita yang jahat untuk lelaki yang jahat”
Aku pun mestilah menjadi yang terbaik.
Aku terima nikahnya Siti Aisyah binti Mohd Akmal dengan mas kawin sebanyak RM40.00 tunai! .  kini aku sah menjadi suami kepada Aisyah. Aku terasa tenang semasa dia mencium tanganku buat pertama kalinya. Dan ada sedikit getaran di hatiku saat aku mengucup dahinya. Ya ALLAH betulkah ini pilihanku. Perempuan ini sangat bersih wajahnya dan sangat tulus hatinya berbanding aku, hanya seorang hamba yang lemah.
Istriku Aisyah sangat baik akhlaknya. Dia sentiasa taat kepadaku, setiap malam mengejutku untuk bertahajud, mengejutkan aku sholat shubuh, menyuruh aku menjadi imam walaupun aku membaca surat yang pendek tetapi dia tidak mempermasalahkan semua itu. Dia sentiasa tersenyum walaupun aku membuat salah dan menegurku dengan baik.

 Pada awal pernikahan sebernarnya aku merasa ganjil apabila setiap malam aku membuat qiamulail. Aku merasa beruntung dapat istri yang sudi menegur kesalahan aku, melayani aku dengan baik sekali biarpun dia lelah mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah, menyiapkan segala kelengkapan harian ku dan menyediakan makananku.
Kini aku bersyukur karena aku dikirimkan bidadari untuk aku menjadi yang lebih baik dan lebih bertanggung jawab. Terima kasih Ya ALLAH.  Semoga aku dan istriku akan memasuki syurgaMu Ya ALLAH. Dan semoga kami akan bahagia selamanya dengan izinMu Ya RABB.


“Abang, kenapa mengelamun seorang diri?”Aisyah meghampiri ku bersama perut yang besar. Alhamdulillah aku akan menjadi ayah tidak lama lagi. Aku mendekatkan kepalaku ke perut istriku. “anak ayah ini apa kabar?” aku dan istriku hanya tersenyum. Aku bersyukur padamu Ya ALLAH.

Aku berubah karenaMu Ya ALLAH, dan karena Aisyah aku berubah.


10 TANDA HATI MATI


10 TANDA HATI MATI ADALAH :
1. Kita mengaku kenal dan cinta Allah, tapi tidak menunaikan hak Nya
2. Kita mengaku cinta Rasulullah tetapi mengabaikan sunnahNya
3. Kita membaca Al Qur’an tapi tidak beramal dengan hukum-hukum di dalamnya
4. Kita memakan nikmat Allah, tapi tidak mensyukuri pemberianNya
5. Kita mengaku musuh syaitan, tetapi mengikutinya

6. Kita mengakui nikmat Syurga tetapi tidak beramal untuk mendapatkannya

7. Kita mengaku adanya siksa Neraka, tetapi tidak berusaha menjauhinya
8. Kita mengakui bahawa kematian akan datang pada setiap jiwa, tetapi tidak berusaha mempersiapkan bekalnya
9. Kita sibuk membuka aib orang lain, tapi tidak pernah ingat akan aib diri
10. Kita menghantar dan menguburkan jenazah tetapi tidak mengambil hikmah darinya. 
Na’audzubillah minn dzalik..

Amanat Cinta ♥ ♥ ♥

kepada yang masih SINGLE,
cinta ibarat kupu-kupu, makin dikejar, makin dihindar. tapi,bila kau biarkan ia terbang, ia akan menghampirimu disaat kau tak terduga. cinta mampu membahagiakanmu, tetapi sering pula ia menyakiti. cinta itu hanya istimewa apabila kau berikan cinta kepada seseorang yang layak menerimanya.
kepada PLAYBOY/PLAYGIRL,
jangan katakan 'AKU CINTA PADAMU' bila kau tidak benar-benar peduli. jangan bicarakan soal cinta bila itu tidak benar-benar ada. jangan sentuh hidup seseorang bila kau hanya berniat untuk mempermainkannya. jangan menatap ke dalam mata seseorang bila kau lakukan untuk pembohongan. hal paling kejam yang dilakukan ialah membuat seseorang jatuh cinta, sedangkan kau tak berniat langsung untuk MENERIMANYA saat ia terjatuh.
kepada yang PATAH HATI,
bertahan selama kau menginginkannya akan menghiris luka sedalam kau membiarkannya. persoalannya, bukan bagaimana mengatasi rasa sakit itu, tetapi apa yang boleh diambil dan dihayati sebagai pengajaran dan hikmahnya.
kepada yang BELUM PERNAH JATUH CINTA,
bagaimana kalau jatuh cinta? mau jatuh, JATUHLAH ! tetapi jangan sampai terjerumus. cobalah untuk memahami. bersedialah untuk terluka dan menderita, tetapi jangan disimpan semua rasa jika itu yang benar-benar dialami.
kepada yang TAKUT MENGAKUI,
cinta menyakitkan apabila anda memutuskan hubungan dengan seseorang. tetapi lebih sakit lagi, bila seseorang memutuskan hubungan denganmu. namun, cinta paling menyakitkan apabila orang yang kau cintai langsung tidak megetahui perasaan mu terhadapnya.
kepada yang masih bertahan MENCINTAI SESEORANG YANG TELAH PERGI,
hal yang menyedihkan dalam hidup ialah apabila kau bertemu seseorang, lalu jatuh cinta. Akhirnya menyadari bahwa dia bukanlah jodoh dan kau telah menyia-nyiakan waktu bertahun-tahun untuk orang yang tidak layak. kalau sekarang dia tidak layak, 10 tahun dari sekarang pun dia tidak akan layak. biarkan dia pergi, dan lupakan. . ,

♥ ♥ I Love You Even You Don’t Love Me.., ♥ ♥

Saat aku MENYUKAI mu,
Aku ingin memiliki kamu hanya untuk keegoan ku
sendiri.

Saat aku MENYAYANGI mu,
Aku mau dan ingin sekali membuat mu bahagia dan
bukan untuk diri ku sendiri.

Saat aku MENCINTAI mu,
aku akan melakukan apapun untuk kebahagiaan mu
walaupun saya harus mengorbankan jiwa ku,
mengorbankan apa yang aku punya,
asalkan kamu bahagia.

Saat aku MENYUKAI mu,
dan berada disisi mu maka aku akan
bertanya, "Bolehkah aku menciummu??"

Saat aku MENYAYANGI mu,
dan berada disisi mu maka aku akan
bertanya, "Bolehkah aku memelukmu?"

Saat aku MENCINTAI mu,
dan berada disisi mu maka aku akan
menggenggam erat tangan mu. . .
betapa aku menyayangi mu. (+,+)

SUKA adalah saat kamu menangis, aku akan
berkata "Sudahlah, jangan menangis."

SAYANG adalah saat kamu menangis dan aku
akan menangis bersama mu.

CINTA adalah saat kamu menangis dan aku
akan membiarkan kamu menangis dibahu ku.
sambil berkata, "Mari kita selesaikan
masalah ini bersama-sama. "

SUKA adalah saat aku melihat mu,
aku akan berkata,"Ia sangat tampan
dan menawan."

SAYANG adalah saat aku melihat mu,
aku akan melihat mu dari hati ku dan bukan
dari mata ku.

CINTA adalah saat aku melihat mu,
aku akan berkata,"Buatku kamu adalah
anugerah terindah yang pernah Tuhan
berikan padaku dan aku sayang kamu. .,
dan bagaimana sakitnya hati ku. .,
dan kamu adalah kenangan terindah ku sayang"

Pada saat orang yang aku SUKA
menyakiti ku, maka aku akan marah dan
tak mau lagi berbicara dengan mu.

Pada saat orang yang aku SAYANG
menyakiti hati ku, aku akan menangis
karena kamu.

Pada saat orang yang aku CINTAI
menyakiti hati ku, aku akan berkata,"Tak apa
kamu tak tahu apa yang kamu lakukan,
mungkin kamu dalam dilema.
Sebab aku tahu, aku tak salah,
aku yang salah karena sudah menyia-nyiakan kamu".

Pada saat aku SUKA pada mu,
aku akan MEMAKSA kamu untuk menyukai ku.

Pada saat aku SAYANG pada mu,
aku akan MEMBIARKAN KAMU MEMILIH.

Pada saat aku CINTA pada mu,
aku akan selalu MENANTI MU dengan setia dan tulus. . ,
dan aku akan tetap menunggu, tunggu dan menunggu.
Walaupun kadang” aku tak pasti adakah gangguan dan rintangan saat aku menunggu.
Tapi Sorry sayang, aku tetap menunggu. .,!!

SUKA adalah aku akan menemani mu bila
itu menguntungkan.

SAYANG adalah aku akan menemani mu di
saat kamu memerlukan.

CINTA adalah aku akan menemani mu tak
akan ku pikirkan bagaimana pun keadaan mu dan betapa sakitnya hati ku di buat mu.
Karena aku sayang kamu lebih dari perasaan sakit hati ku.
Ouchh, aku cinta pada mu. .,! !

SUKA adalah hal yang menuntut.

SAYANG adalah hal memberi dan menerima.

CINTA adalah hal yang memberi dengan rela dan aku akan sentiasa merelakan .

PERHATIAN :
kepada yang sedang bercinta, hargailah orang yang menyayangi mu karena tidak semudah itu orang yang kita cintai mudah kita temui. . ,


kadang-kadang kita terpaksa melepaskan dia pergi. .,
walaupun dia sangat bermakna. .,

kadang-kadang kita perlu tunduk pada keadaan. .,
karena itu pilihan yang terbaek. .,

kadang-kadang kita terpaksa menipu diri sendiri. .,
karena hanya itu pilihan yang ada. .,

tapi percayalah diri. .,
pasti ada yang lebih baek menanti. .,
mengalah bukan bermakna kalah. .,

ya ALLAH, aku mohon padaMu..
berikan aku kekuatan untuk menempuh segalanya..
tiada yang lebih memahami diriku melainkan diriMu..
tiada yang mengetahui apa yang tersirat dihatiku melainkan diriMu..

amin ya rabbal alamin. .,

Minggu, 18 Desember 2011

Kisah Kakek Tua

Di sebuah kampung tinggal seorang lelaki tua yg sudah bertahun-tahun kematian isteri. Dengan arwah isterinya itu dulu dia dikurniakan tiga orang anak lelaki.Semuanya sudah remaja. Anak pertama bernama Anis,kedua bernama Harben dan ketiga bernama Amsal. Akan ketiga-tiga ini yang paling disayangi ialah Harben.Sayangnya dengan Harben langsung tidak diberinya keluar rumah.

Si polan ini sayang juga dengan Anis. Kadang-kadang dibawanya juga keluar rumah, ke pekan, ke penambang (jetty) dan ke sekitar kampung.Almaklum anak yang ketiga iaitu Amsal kadang-kadang langsung tak diendahnya..jadi merayau-rayau lah si anak ini ke sekitar kampung dan sampai ke pulau seberang. Kurus kering badannya kerana jarang diberi makan.

Hendak dijadikan cerita, suatu hari yang mendung raja yang memerintah kampung itu dari pulau seberang telah memanggil si polan ini pergi mengadap. Susah hati lah si polan ini sebab badannya sudah tua, terpaksa pulak mengayuh selat nak ke pulau tersebut. Lagi pula musykil hatinya. Apa yang dimahukan si Raja itu.

Maka dipanggilnya si Harben. "Harben, tolong hantar ayah ke pulau seberang..Tuanku Raja memerintahkan ayah mengadap..boleh ya nak?"


Apa yang dijawab Harben? "Minta maaf lah ayah. Masalahnya Harben tak pernah keluar rumah jadi macamana Harben nak hantar ayah ke sana sebab Harben tak tahu jalan. Kalau mahu, Harben hantar sampai depan pintu saja lah, ye ayah?"

Mendengar jawapan si Harben sedihlah hati si polan ini kerana anak yang disayanginya tidak boleh diharap. "Baiklah kalau begitu" jawabnya sedih .

Dipanggilnya pula si Anis. "Anis, tolong hantar ayah ke pulau seberang..Tuanku Raja memerintahkan ayah mengadap..boleh ya nak?"

Apa yang dijawab Anis? "Minta maaf lah ayah. Masalahnya Anis tak pernah keluar dari kampung ni jadi macamana Anis nak hantar ayah ke sana sebab Anis tak tahu jalan. Kalau mahu, Anis hantar sampai hujung kampung sajalah, ye ayah?"

Mendengar jawapan si Anis itu sedihlah hati si polan ini kerana anak yang disayanginya ini pun tidak boleh diharap juga. "Baiklah kalau begitu" jawabnya sedih .

Dipanggilnya pula si Amsal. "Hei Amsal,tolong hantar ayah ke pulau seberang..Tuanku Raja memerintahkan ayah mengadap.."

Lalu Amsal menjawab, "Baiklah ayah" tanpa sebarang alasan.Menyesallah dihatinya kerana tidak menyayangi anaknya Amsal akan tetapi dia sanggup melakukan apa saja utk ayahnya.

Lalu pergilah si polan mengadap Raja. Harben menghantar di pintu pagar rumah, Anis menghantar sampai ke penambang dan si Amsal mengikut ayahnya mengayuh kolek. Sedang mengayuh itu, tidak semena-mena ribut melanda dan hujan lebat pun turun.

Terkial-kiallah mereka mengayuh dan disebabkan si polan yang dah tua dan si Amsal yang kurus kering karamlah mereka berdua terkubur di lautan.
Sekian adanya.

APA PENGAJARAN CERITA INI.
Adapun anak-anak si polan ini ialah sebenarnya kehidupan lelaki tua ini:

1) Harben ialah HARTA-BENDA,
2) Anis ialah ANAK-ISTERI, dan
3) Amsal ialah AMAL-SOLEH.

Lazimnya manusia sayang kepada Harben dan Anis tapi tidak pada Amsal. Di mana bila manusia itu mati iaitu pulang kerahmatullah (mengadap Raja) yang dapat dibawanya hanyalah Amsal. Harben tinggal dipintu pagar dan Anis tinggal di penambang (di tepi kubur).

Oleh itu dlm kita mengejar cita-cita di dunia ni jgn lah lupa dgn akhirat dan rukun Islam yg lima . hadith mengatakan "KHAIRUL UMUURI AU SA TU HA".(MAKNANYA: SEBAIK-BAIK PERBUATAN IALAH YANG PERTENGAHAN). Sama-samalah kita mendapat kesenangan di dunia dan di akhirat.






Jumat, 16 Desember 2011

Cinta ALLAH SWT

Al-Quran itu dipegang dengan kemas. Mata menumpukan perhatian. Hati seakan-akan sedang bersemayam di atas awan. Membaca dengan penuh penghayatan.
Dia perlukan ketenangan yang lebih. Allah sedang mengujinya.
Surah Toha itu dialun suaranya, gemersik memenuhi ruang biliknya. Surah kesenangan di kala gundah, surah kekuatan di kala susah.

“Ehem.”

Dan pembacaannya terhenti. Perlahan-lahan dia menoleh.
Farid Mursyidi sedang menyandarkan bahu pada bingkai pintu, dengan wajah dihiasi senyuman nakal.

“Nak apa?” Dia bertanya perlahan, sambil memusingkan seluruh tubuhnya, tetapi masih kekal bersila. Dia tahu, pastinya Farid perasan wajah monyoknya itu. Perlahan-lahan Farid mendekatinya.

“Masih bermasalah dalam membuat pilihan wahai sahabatku Syakir Muntasir?” Bahunya ditepuk, dan Farid kini bersila di hadapanya. Lutut bertemu lutut.
“Aku masyghul la. Keputusan yang sukar.” Syakir menggaru kepala.
“Istikharahnya macam mana?”
“Apa, kau ingat semua istikharah keluar mimpi bagi jawapan? Kalau macam itu baik aku istikharah setiap malam periksa.” Syakir menjelirkan lidah. Farid seakan-akan tidak tahu bagaimana sistem istikharah yang sebenarnya berfungsi.
Farid tertawa senang. Bahu Syakir ditepuk beberapa kali. Mungkin memahami, sambil terkesan dengan canda tadi.

Istikharah bukanlah satu keajaiban untuk menggolekkan jawapan kepada kita. Istikharah hakikatnya perlu diiringi usaha membuat kalkulasi yang baik. Tanda istikharah bukan semestinya mimpi, tetapi hakikatnya adalah ketenangan hati yang kuat apabila membuat keputsan.

“Aku nampak jalan ke sebelah B lebih benar dan aku macam lebih tenang ke sana.” Syakir melepaskan keluhan. Nampak bahawa Jalan B bukan jalan pilihan asalnya.
“Kau rasa, kalau kau pilih jalan B, jalan A akan hilang?”
Dan kini matanya dan mata Farid bertaut. Sengih kelat muncul pada wajah Syakir. “Lebih kurang. Kau tahu aku cintakan Humaira’ bukan? Aku hanya perlu tunggu dua tahun sahaja lagi.”
“Tapi pada masa yang sama, kau perlu berkahwin sekarang. Kau adalah orang yang siap, sudah bersedia, dan kau memang perlu kahwin. Kalau tak, resah gelisah tak berhenti. Fokus terganggu. Namun, memilih Anum Sakeena ada downsidenya.”
“Ada ‘banyak’ downsidenya.” Syakir menambah.

Farid pula yang menghela nafas kali ini. Ya, keputusan yang sukar.
“Kadang-kadang Syakir, walaupun kita ini manusia yang ikuti jalan dakwah dan tarbiyah, kita masih terikat dengan gari-gari dunia bukan?” Farid menolak tubuh, bersandar pada dinding. Melunjur kaki, sambil memandang siling.

Jiwa Syakir seakan tercucuk dengan kalam itu. Dia melihat sahaja sahabatnya itu.
“Maksud?”
“Yalah. Kalau aku, aku akan biarkan sahaja Anum. Aku akan sanggup tunggu Humaira’. Aku sanggup menderita dua tahun, dari ambil risiko duduk dengan Anum. Tambahan, dalam posisi kau, aku cintakan Humaira’. Tinggal…” Kata-kata Farid terhenti. Dia melirik kepada Syakir.
Mata Syakir dan Farid bertemu. Syakir hanya diam. Ingin Farid menyempurnakan bicara.
“Tinggal kita tahu, Anum memerlukan bantuan kita, pertama. Kedua, dalam posisi kau, kita memerlukan kehadiran Anum yang sanggup berkahwin dengan kita sekarang. Ketiga, hajat Anum bukan hajat yang kecil, dan belum ada yang sanggup membantunya, sedang kita telah terlanjur memikirkannya, tambah pula dalam posisi yang siap untuknya.”
“Kita? Kau ajalah yang pergi ambil Anum.”

Farid tertawa. “Kita di sini bermaksud kau lah. Aku mana mampu kahwin lagi. Kau dah mampu, tinggal kena tunggu sebab nak kejar cinta sahaja. Itulah yang aku kata, kita ini walaupun ikut jalan dakwah dan tarbiyah, kita masih terikat dengan gari-gari dunia. Kita amat tahu relevannya hajat Anum, tetapi kita rasa sukar nak penuhi hajat dia, sebab hajat dia tak ada harganya di atas dunia. Hanya berharga di akhirat sana. Aku sebut kita, sebab kalau aku jadi engkau, aku sendiri jadi berat.”

Suasana bilik itu senyap sebentar. Seakan menunggu giliran, azan isya’ dari Masjid University of Yarmouk kedengaran. Azan mendayu-dayu, seakan waktu rehat dari perbincangan yang mengkusutkan itu.
Dunia dan akhirat. Orang-orang yang mengikuti jalan dakwah dan tarbiyah pun, adakalanya masih tergari dengan dunia. Sedangkan, secara sedarnya, dia tahu apa pilihan yang patut dia lakukan.
Azan tamat. Doa. Mata Farid dan Syakir kembali bertemu. Masih senyap.
Perlahan-lahan Farid berdiri, dan mendekati Syakir. Bahunya disentuh lembut.
“Mungkin ada waktu itu, kita kena belajar untuk campak segala-galanya, dan hanya percaya kepadaNya. Kena berani buat leap of faith.”
Kemudian Farid bergerak keluar dari bilik. Pastinya hendak menuju ke masjid.
Syakir keseorangan.
Campak segala-galanya, dan hanya percaya kepadaNya.

*******

Anum Sakeena. Seorang yang pada zahirnya kelihatan seperti bidadari. Dia lawa. Dia cerdas. Dia juga aktif dalam urusan dakwah dan tarbiyah. Lebih mencantikkan peribadinya, dia tiada kasta. Dengan rakan-rakan yang tidak berapa faham Islam pun, dia masih bergaul, mendekati, dan memesrai. Sebab itu pelajar-pelajar perubatan dan pergigian di Jordan amat mengasihinya. Pembetulan, semua pelajar di Jordan ini mengasihinya.
Namun Allah SWT menguji. Anum Sakeena dipercayai mempunyai Systemic Lupus Erythematosus atau SLE. Satu penyakit yang akan meragut nyawanya untuk satu jangka masa yang tidak lama lagi. Tetapi tiada siapa yang melihat Anum Sakeena bersedih hati atau kegelisahan. Dia seakan-akan manusia paling tabah yang berjalan di atas dunia ini. Dia tidak pula pulang ke Malaysia dan berhenti belajar seakan-akan dunia telah kiamat. Dia masih meneruskan kehidupan, studi dengan rajin, dan hidup dengan gembira.

Tetapi, ada satu perkara yang menggusarkan Anum Sakeena. Dan perkara itu tidak diceritakan kepada sesiapa, kecuali seorang manusia yang diyakininya dalam keadaan mampu, dan mungkin akan membantunya.
Itulah dia Syakir Muntasir. Pelajar Tahun 3 Fiqh Wa Usuluhu di University of Yarmouk. Satu angkatan dengan Anum Sakeena, tinggal Anum Sakeena mengambil pengkhususan Iqtisod Islami.
Syakir Muntasir sangat terkenal dengan manusia yang lebih tua dari usianya. Walaupun di luar Syakir kelihatan seperti manusia yang tidak peduli apa-apa, tetapi apabila keadaan memerlukan seorang Syakir Muntasir untuk serius, tiada sesiapa yang mampu menghentikannya. Fikirannya matang, fikrahnya jelas, disiplinnya tinggi, pandangannya jauh, dan dia seorang yang siap untuk memikul tanggungjawab yang besar, juga mampu menghadapi banyak dugaan kehidupan.

Dan Anum Sakeena amat pasti, Syakir Muntasir sedang mempersiapkan diri ke gerbang perkahwinan, memandangkan ura-ura bahawa lamaran lelaki itu ditolak, atau lebih tepat lagi, ditangguhkan untuk diterima, telah tersebar dalam komuniti di sini. Perempuan itu nampaknya tidak bersedia untuk memikul tanggungjawab pada ketika ini. Dua tahun dimintanya tangguh. Berita sebegini tidak sukar didapati, kerana Syakir Muntasir sangat terkenal di sini. Sama ada dia mendiamkan segala cerita di dalam tubuhnya seorang, atau cerita itu akan bergerak meliputi seluruh Jordan dalam masa yang sekejap sahaja. Dan Syakir Muntasir juga manusia, pasti paling kurang dia akan berkongsi masalah hidupnya dengan teman-teman karib.

Mendengar berita itu, Anum Sakeena terasa seakan-akan Allah membukakan jalan untuknya. Walaupun dia tidak tahu, apakah perancangan Allah SWT yang sebenarnya, namun nyatanya dia telah membuat kalkulasi dan merasakan inilah yang terbaik. Maka dengan berani, setelah mendapat izin ibu ayahnya, dia mewakilkan seorang senior tahun 6 Perubatan untuk menyampaikan hajatnya kepada Syakir Muntasir.

“Anum Sakeena ingin dirinya dikahwini Syakir Muntasir, kerana adalah satu hajatnya yang besar sebelum meninggalkan dunia ini dia meninggalkan satu saham akhirat yang besar untuk dirinya, dan meninggalkan satu hadiah yang besar untuk Islam di atas dunia. Itulah dia seorang anak. Anum Sakeena ingin ada cebisan dirinya, yang tinggal di atas dunia ini untuk terus memberikannya pahala, dan berjuang untuk Islam buat dirinya.”

Dan saban hari, Anum Sakeena berdoa agar Allah SWT memakbulkan hajatnya, atau memberikannya sesuatu yang lebhi baik.
Itulah hajatnya.
Dan bukan sebarang orang akan menyahutnya.

******

Lepaskan segala-galanya. Hanya percayakan Dia!
Syakir bangun dari pembaringannya malam itu. Saat dia yakin dan tenang dengan keputusannya. Saat dia membuat keputusan, untuk membuat satu anjakan paradigma, lompatan saujana yang akan mengubah lorong hidupnya.
Dia mencapai telefon bimbitnya. Ibu Humaira’ dihubungi.
“Ibu, Syakir rasa, Syakir nak buat keputusan ini.”
Dan hanya esak tangis sahaja kedengaran. Syakir tabah. Tidak tergugah.
Ummi Abahnya dihubungi. “Syakir nekad.”
Dan Ummi Abahnya tidak berkata apa-apa lagi. Menyokong, dan mendoakan.
Dia menggenggam erat tangannya. Keputusan yang berat. Tetapi hendak diluahkannya.
Lepaskan segala-galanya. Hanya percayakan Dia!
Mendail nombor terakhir. Kak Rasyidah, pelajar perubatan tahun 6 yang menghubunginya tempoh hari mewakili seorang Anum Sakeena.
“Akak, saya setuju. Sampaikan kepada Anum.”
Dan selepas itu dia terduduk.
“Aku telah membuat lompatan itu Ya Allah. Dan sekarang, aku serahkan diriku sepenuhnya kepada Engkau. Sungguh, aku hanya hambaMu yang tidak mengetahui apa-apa. Membuat keputusan ini, sekadar ingin menghormati seorang mujahidah yang benar-benar mencintaiMu Ya Rabb. Nyatanya, aku sebelum ini tidak mencintaiMu sehebat Cintanya, yang walau matipun masih ingin terus berjuang untukMu.”

Bukan senang melepaskan apa yang selama ini dikejar. Bukan senang memilih sesuatu yang diketahui tidak lama lagi akan hancur. Bukan senang hendak mengenepikan pilihan sendiri, perasaan hati, untuk memilih sesuatu yang benar dan hakiki, kerna biasanya walaupun pilihan diri itu salah, itulah yang disenangi. Dan hari ini dia melakukan, apa yang ramai manusia tidak mampu.
Lepaskan segala-galanya. Hanya percayakan Dia.
Air mata mengalir deras di pipi Syakir Muntasir malam itu.

******

“Sebenarnya, berapa lama lagi masa untuk awak hidup?” Soalan itu muncul dikala langit sedang indah ditemani bulan mengambang.
Anum menatapnya, dan tersenyum. “Tidak tahu. Tetapi doktor kata, boleh jadi panjang sekiranya tidak melahirkan anak. Awak pun dah dengar nasihat doktor masa awal-awal teman saya buat pemeriksaan semula dulu, bukan?” Dulu. Macam telah lama. Sedangkan, mereka baru setahun berkahwin.
“Jadi, kenapa hendak melahirkan anak?”
Senyuman Anum melebar. Dan senyuman itu sangat-sangat indah. Bulan mengambng jua bukan tandingan. Nyata ini syurga yang berada di atas dunia. Dan Syakir merasainya.
“Awak sudah tahukan?”
Dan giliran untuk senyumannya pula memekar.
“Tidak takut?”
Anum menggeleng. “Sebab akhirnya, kita akan mati juga. Lebih baik mati meninggalkan sesuatu untuk akhirat kita, daripada mati tidak memberikan apa-apa.”
Tangan Anum dipegang erat. Dikucup. “Saya minta maaf.” Lembut Syakir bersuara.
Anum mengiring. Kerusi malas yang menjadi tilam pembaringan mereka kini berbunyi. Antara aktiviti kegemaran, berbaring di atas kerusi malas bersama-sama, sambil menatap bulan mengambang indah. “Kenapa nak minta maaf?”
“Sebab awal-awal dahulu, saya tidak mencintai awak. Saya sebenarnya ragu-ragu. Tetapi hari ini, saya rasa saya tidak sepatutnya ragu-ragu. Saya sepatutnya terus menyahut.” Syakir turut mengiring. Wajah mereka berhadapan.

Majlis kahwin mereka sederhana sahaja. Ummi Abah datang ke Jordan bersama keluarga Anum, dan mereka berkahwin di Jordan. Saudara mara yang tahu, tidak ramai memberikan sokongan. Sebab semua melihat seakan-akan dia melemparkan diri ke dalam satu kecelakaan. Dia dihujani pelbagai tohmahan dari keluarganya sendiri yang tidak memahami. Abah dan Ummi pun tidak banyak membincangkan hal ini, kerana pada asalnya, Abah dan Ummi juga tidak berapa setuju. Tinggal keyakinannya sahaja yang akhirnya membuatkan tindakan itu mendapat restu.
Bukan satu keputusan yang mudah.

Hanya yang berani melepaskan segala-gala, dan percaya hanya padaNya sahaja yang mampu.
Tetapi hari ini, kepercayaan Syakir itu terasa seperti telah dibalas.

“Em, awak memang patut ragu-ragu. Bukan satu keputusan yang ringan. Dan saya yang patut minta maaf. Sebab saya macam dah hancurkan hidup awak. Awak tak berada di atas ‘track’ yang awak nak.” Anum mendekatkan wajahnya, hingga dahinya dan dahi Syakir bertemu.

Syakir menggeleng perlahan. Dahi mereka bergesel. “Ini memang bukan ‘track’ yang saya nak. Tetapi saya rasa, ini ‘track’ yang Allah nak, berdasarkan apa yang saya dapat bila bersama awak selama ini.”
Bayangkan, melihat bakal mayat yang langsung tidak seperti manusia yang berpenyakit maut. Hidupnya tetap ceria. Hidupnya tetap bersemangat dan gembira. Studinya terjaga, bahkan dijaga pula studi Syakir. Anum banyak memunculkan momen-momen indah. Program-program yang mengingatkan mereka berdua kembali kepada Allah SWT juga hangat dirancang oleh Anum. Rumah mereka seakan-akan bercahaya.
Baca Al-Quran sama-sama, malam Jumaat qiamullail bersama, Isnin Khamis puasa bersama, studi bersama-sama, keluar beriadhah di kala petang bersama-sama, pergi berziarah rakan-rakan bersama-sama, melaksanakan program dakwah dan tarbiyah bersama-sama. Dan banyak perkara lagi. Dalam semua itu, dia belajar daripada Anum.

Bagaimana walaupun tahu umur tidak panjang, kekuatan tetap mengisi kehidupan dan diri terus-terusan bergerak dengan cergas hidup sebagai hamba Tuhan. Tidak merungut menyumpah Allah SWT yang memberikannya penyakit itu. Tidak pula mengeluh. Tetapi apa yang dilakukan adalah, mencari segenap ruang dan peluang, mengisi hari-hari yang berbaki untuk menjadi bermakna. Bermakna kepadanya, dan kepadaNya.

Syakir Muntasir bersyukur. Dia tidak tahu bagaimana kalau dia terus menunggu Humaira’. Dua tahun bukan jangka masa yang pendek. Pasti pelbagai halangan, cabaran dan dugaan muncul. Namun memilih Anum, dua tahun itu tidak dilaluinya. Dia melalui saat-saat indah pada setiap masa.
Dia yang awal-awalnya serba salah, kini rasa tenang. Anum Sakeena, seindah namanya. Anum: Rahmat daripada Tuhan. Sakeena: Ketenangan.
Syakir berharap, ketenangan dan kebahagiaannya kekal.
Kekal…

Tiba-tiba terasa tangannya dipegang erat. Dia kembali ke alam realiti, dengan Anum di hadapannya.
“Awak, saya ada satu berita gembira sebenarnya malam ini.”
“Apa dia?” Bibirnya terhias dengan senyuman.
“Saya mengandung. Tiga minggu.”
Matanya membesar.
Kekal…
Itu mustahil bukan?

*******

Harinya tiba. Dan dia hampir sahaja tidak percaya semuanya berlaku dengan pantas.
Kini dia hanya berdiri, dan di hadapannya adalah sekujur mayat yang telah kaku. Minit-minit terakhir amat memeritkan hatinya. Kini air matanya menitik-nitik pada bayi lelaki yang sedang berada dalam gendongannya.
Semalam, Anum Sakeena selamat melahirkan anak. Namun akibatnya, kondiri kesihatannya merudum di tahap kritikal. Kerosakan pada organ dalamannya merebak dengan pantas akibat melahirkan anak. Satu perkara yang telah lama dipesan oleh doktor.

Beberapa bulan yang lepas, Doktor menasihatkan agar digugurkan kandungan untuk memanjangkan lagi nyawa Anum. Tetapi isterinya berkeras.
“Saya tetap akan mati juga!”

Dia sendiri, di dalam hati, inginkan Anum Sakeena hidup lebih lama. Dia bahagia dengan Anum. Dia rasa tenang dengan Anum. Tetapi melihat nekadnya isterinya, dan mengapa mereka berkahwin pada asalnya, membuatkan dia tidak pernah menyebut hajatnya itu. Dia menghormati cita-cita isterinya. Anum Sakeena terus mengandung hingga pada hari melahirkan anak mereka.

Sempat pula menduduki peperiksaan final pada tahun akhirnya, dalam keadaan sarat mengandung. Hari-hari sepanjang mengandung, dia tetap ceria, walaupun kandungan itu seakan bom jangka yang menandakan hari kematiannya.

“Awak tahu apa yang saya seronok?”
“Apa dia sayang?”
“At least, saya tahu bila saya mati. Boleh persiapkan diri habis-habisan.”

Anum menjawab dengan senyuman seakan-akan itu bukan satu musibah.
Ketika itu, Syakir Muntasir terpaksa meminta izin untuk ke tandas, dan menangis teresak-esak di dalam tandas keseorangan. Tersentuh.

“Kenapa awak tak pernah takut? Orang ramai takut mati.”
“Ah ah, takut buat apa? Pelik, kenapa mesti takut untuk balik kepada Yang Maha Mencintai kita?”
Tersentuh. Entah, hari-hari anak itu berada di dalam rahim Anum, terasa seperti saat kemuncak kehidupan seorang Syakir Muntasir. Matanya lebih terbuka. Dia lebih banyak belajar. Hatinya jadi lebih senang tersentuh. Dan pertama kali dia merasakan bahawa, dia tidak mampu untuk berbuat apa-apa. Langsung tidak punya tenaga, seakan itulah pertama kali dia menyedari kekerdilan dirinya terhadap Rabbnya.
“Nama dia, Mujahid Muntasir. Pejuang yang mendapat bantuan. Sebagaimana Syakir Muntasir, orang yang bersyukur yang mendapat bantuan.” Dia bersuara menamakan anaknya itu semalam, di hadapan Anum yang teramat lemah.

“Awak dapat bantuan apa?” Anum Sakeena yang pucat lesi ketika itu bertanya sambil tersenyum, walaupun senyumannya ketika itu kelihatan tawar kerana kepenatan dan menanggung kesakitan teramat.
“Allah beri bantuan, untuk saya pertingkatkan kehidupan dan pemikiran saya, dengan awak, sayang.” Jawapannya. Seikhlas hati. Tetapi itu tidak menyelamatkan nyawanya.
“Terima kasih sebab terima saya. Terima kasih, kerana merealitikan impian saya. Sekarang saya rasa sudah tiba masanya.” Anum dengan air mata meleleh, pagi tadi. Meragut segala ketenangan yang wujud di dalam jiwa Syakir.

Doktor memanggilnya masuk pagi tadi, dengan menggendong anak mereka, dia duduk di sisi perempuan yang dicintainya. Nyata, doktor memberikannya peluang untuk mengucapkan selamat tinggal.
Dia tidak mampu berkata apa-apa. Air matanya lebih deras dari air mata Anum.
“Anak Ummi, jadi saham akhirat Ummi ya. Mujahid, jadi Mujahid ya. Membesar jadi anak yang soleh, da’ie yang baik, tewaskan jahiliyyah, dan bawa seramai mungkin manusia ke syurga Allah ya?” Tangan Anum yang terketar-ketar ketika itu, berusaha mengusap lembut bayi mereka.
“Saya cintakan awak Anum Sakeena.”

Anum ketika itu menggeleng. “Awak cintakan Allah, sebab itu awak cintakan saya. Lepas ini, kerana cintakan Allah itu, awak akan berkahwin dan mencintai pula perempuan yang lain. Sebagaimana kerana awak cintakan Allah, awak menerima dan mencintai saya. Awak, jaga diri ya?”
Akhirnya dengan lafaz syahadatain dan wajah penuh ketenangan seperti seorang pemenang, Anum menghela nafas terakhir sebentar tadi. Dan Syakir Muntasir kini sekadar berdiri di sisinya, bersama Mujahid Muntasir yang masih tidak mengetahui apa-apa.

Cinta inilah yang tertinggi.
Cinta kepada Allah, hingga merancang untuk beramal selepas kematian.
Cinta kepada Islam, sehingga merancang untuk terus menyumbang selepas kematian.
Cinta kepada orang sekeliling, hingga mendidik agar semuanya mampu terus bergerak selepas kematian.
Cinta yang sebenar, hingga mampu memutuskan segala gari dunia, yang mengikat pada tubuh hamba. Benar-benar seakan berdiri di atas jalan yang cerah, dan tidak berselirat dengan perangkap ke neraka.
Pada umurnya baru 23 tahun, Syakir Muntasir seakan-akan telah mendapat sesuatu yang besar. Dirinya seakan-akan seorang yang baru.

Teringat dia pada saat dia membuat keputusan ini. Keputusan yang mengorbankan rasa hati, untuk memenuhi rasa Ilahi. Dia melihat apa yang dia perolehi hari ini.

“Ya Allah, aku rasa bersyukur membuat lompatan itu dan mempercayaimu.”
Air mata Syakir Muntasir tidak berhenti.
Dan akhirnya Mujahid Muntasir terjaga, dan menangis.

******

30 tahun. 7 tahun telah berlalu.
“Tua dah kita ni ya?” Suara Farid menariknya kembali.
Syakir mengangkat sebelah kening.
“Belum cukup tua untuk berhenti bekerja sebagai hambaNya.”
“Tua yang itu, hanya di kala mati sahaja.” Farid tertawa.
“Dan ada orang, merancang bagaimana di kala ‘tua’nya, masih mampu menyumbang.” Syakir menghela nafas.
Dia dapat melihat Farid mengangguk perlahan. “Aku banyak belajar daripada dia. Nyata, dua tahun bersamanya adalah untuk menjadikan aku, aku yang hari ini.”
“Kita sama-sama belajar daripada dia. Semoga Allah rahmati dia di akhirat sana.” Farid bersuara, sambil terus memandang horizon.

Bunyi ombak menghempas pantai mengisi ruang senyap antara mereka.
“Abah, abah!” Satu suara memanggil.
Dia dan Farid sama-sama menoleh. Seorang anak lelaki berumur 5 tahun, comel, berlari-lari mendapatkan Syakir. Terus merebahkan diri dalam pelukan Syakir.
“Anak saudara pakcik nak apa dengan Abah dia ni?” Farid menggeletek. Anak itu tertawa.
“Mukmin cari Abang Mujahid sebenarnya. Kenapa tak nampak dia?” Dia bersuara comel.
“Ah, Abang Mujahid ada di sana.” Syakir menunjuk ke arah batu karang besar yang terdapat pada hujung tunjukannya.

Kelihatan seorang anak lelaki, berumur 7 tahun, bersila dengan tenang sambil menghadap laut, dengan Al-Quran di tangannya. Mujahid Muntasir, itulah namanya.
“Mukmin perlahan-lahan ya pergi pada Abang Mujahid.” Syakir mengucup ubun-ubun Mukmin. Mukmin Muntasir nama penuhnya.
“Em.” Mukmin terus berlari-lari anak ke arah Mujahid.
Farid dan Syakir sama-sama memandang ke arah anak itu berlari.
“Mujahid sedang ulang hafalankah?”
“Mungkin. Bayangkan, pada umur 3 tahun sudah fasih membaca Al-Quran, saat anak-anak lain pelat untuk berbahasa melayu. Umur 5 tahun sudah menghafal 5 juzu’ Al-Quran, dan sekarang dia sudah hampir menghafal 30 juzu’.”
“Aku tahu. Dia juga nampak amat matang. 7 tahun, tapi macam remaja belasan tahun.”
“Genetik ibu dia agaknya.” Syakir tersengih. Teringat Anum Sakeena.
“Naa, tarbiyah sebenarnya. Kau pun cerita, macam mana Anum masa mengandung. Penuh penjagaan, penuh pengisian. Makanan dijaga, ibadah dipertingkat. Itu semua memberikan kesan.” Farid sekadar tersenyum.
“InsyaAllah, Mujahid ini pasti akan membesar menjadi seorang yang hebat nanti.”
“Macam Abah dia.” Farid menyiku Syakir. Syakir sekadar tertawa. Siapa tidak kenal Dr Syakir Muntasir hari ini di Malaysia? Antara orang terkenal yang memberikan motivasi kehidupan kepada masyarakat melalui pelbagai medium. Radio, televisyen, internet. Juga mempunyai Syarikat Consultancy Sakeena, yang giat memberikan motivasi kepada pelajar-pelajar sekolah dan universiti, juga keluarga-keluarga.
“Abang-abang sekalian, makanannya dah siap!” Satu suara lembut melaung.
Syakir dan Farid sama-sama menoleh ke arah suara itu.

Kelihatan Amalina, isteri Farid melambai. Di sisinya terdapat seorang anak lelaki. Anak itu bernama Hasyim Mursyidi. Berumur 4 tahun. Anak itu berdiri antara ibunya, Amalina, dan seorang lagi perempuan.
“Bidadari dah panggil, jom!” Bahu Syakir ditepuk. Mereka bingkas bangun.
Syakir dan Farid berjalan mendapatkan tiga manusia itu. Farid terus berpimpinan tangan dengan Amalina dan Hasyim. Manakala Syakir terus memaut pinggang perempuan yang lagi satu, sambil tersenyum senang.
“Mana Mujahid dengan Mukmin?”

“Itu. Kita kena pergi ambil mereka dulu. Jom?” Syakir menunjuk.

“Jom.”

“Gelaran Aisyah RH adalah Humaira’. Dan dia pernah lumba lari dengan Rasulullah SAW. Dare to race with me o Humaira’ Arisha?”

Terus Humaira’ Arisha berlari.

Game on Syakir Muntasir!” Humaira’ melambai tangan.
“Tak aci!” Syakir menjelir lidah, dan terus berlari mendapatkan Humaira’.

Nyata, selepas apa yang berlaku kepada Anum Sakeena, Humaira’ menunggunya. Bahkan tersentuh dengan Anum Sakeena, Humaira’ berhajat mencontohi perempuan itu. Yang telah berjaya melepasi sempadan cinta biasa.

Menjadikan cintanya cinta yang tertinggi dari segala manusia.
Syakir Muntasir tersenyum sendiri.

“Aku bersyukur dengan lompatan yang mengubah hidupku itu Ya Rabb.”
Lepaskan segala-gala, percayakan Dia!

Sumber: © Langitilahi.com

Kekuatan Cinta Ku

Ada kekuatan di dalam Cinta,
Orang yang sanggup memberikan cinta adalah orang yang kuat
Kerana ia bisa mengalahkan keinginannya
Untuk mementingkan diri sendiri...

Ada kekuatan dalam Tawa Kegembiraan,
Orang tertawa gembira adalah orang yang kuat
Kerana ia tidak pernah terlarut dengan tentangan dan cubaan...

Ada kekuatan di dalam Kedamaian Diri,
Orang yang dirinya penuh damai bahagia adalah orang yang kuat
Kerana ia tidak pernah tergoyahkan
Dan tidak mudah diumbang-ambingkan...

Ada kekuatan di dalam Kesabaran,
Orang yang sabar adalah orang yang kuat
Kerana ia sanggup menanggung segala sesuatu
Dan ia tidak pernah merasa disakiti.

Ada kekuatan di dalam Kemurahan,
Orang yang murah hati adalah orang yang kuat
Kerana ia tidak pernah menahan mulut dan tangannya
Untuk melakukan yang baik bagi sesamanya...

Ada kekuatan di dalam Kebaikan,
Orang yang baik adalah orang yang kuat
Kerana dia  selalu mampu melakukan yang baik bagi semua orang.

Ada kekuatan di dalam Kesetiaan,
Orang yang setia adalah orang yang kuat
Kerana dia boleh mengalahkan nafsu dan keinginan peribadi
Dengan kesetiaannya kepada Allah dan sesama...

Ada kekuatan di dalam Kelemah Lembutan,
Orang yang lemah lembut adalah orang yang kuat
Kerana dia boleh menahan diri untuk tidak membalas dendam...

Ada kekuatan di dalam Penguasaan Diri,
Orang yang bisa menguasai diri adalah orang yang kuat
Kerana dia mampu mengendalikan segala nafsu keduniawian...


Sedarkah teman bahawa engkau juga memiliki cukup Kekuatan untuk mengatasi segala permasalahan dalam hidup ini? Dimanapun, seberat dan serumit apapun juga. Kerana masalah tidak  pernah dibiarkan melebihi kekuatan kita.

Aku cuma berdoa, semoga kekuatan cintaku yang rapuh ini, tidak sekali” menjelaskan kekuatan cintaku pada Illahi...insya'Allah....

























Selasa, 13 Desember 2011

Hawa Tercipta Dari Tulang Rusuk Adam Saat Adam Tertidur????

Ketika Adam memohon kepada Allah SWT untuk di berikan seorang teman agar dia tidak kesepian, ALLAH SWT pun mengabulkannya. Di ciptakanlah Hawa dari  tulang rusuk Adam sendiri. Seorang laki-laki jika dia kesakitan, maka dia akan membenci. Demikian sebaliknya wanita, saat dia kesakitan maka semakin tambah sayang dan cintanya. Seandainya Hawa di ciptakan dari Adam saat Adam terjaga pastilah Adam akan merasakan sakit. Dan keluarlah Hawa dari sulbinya hingga dia membenci Hawa. Akan tetapi Hawa diciptakan dari Adam saat dia tertidur, agar Adam tidak merasakan sakit dan tidak membenci Hawa. Sementara seorang wanita akan melahirkan dalam keadaan terjaga, melihat kematian dihadapannya, namun semakin sayang dan cintanya kepada anak yang di lahirkan bahkan ia akan menebusnya dengan kehidupannya.

Sesungguhnya Allah menciptakan Hawa dari tulang rusuk yang bengkok yang tugasnya adalah melindungi Qalbu(jantung, hati nurani). Oleh karena itu tugas Hawa adalah menjaga Qalbu. Kemudian ALLAH SWT menjadikannya bengkok untuk melindungi Qalbu dari sisi kedua. Sementara Adam di ciptakan dari tanah, dia akan menjadi petani, tukang batu, tukang besi, dan tukang kayu.

Wanita selalu berinteraksi dengan perasaan, dengan hati, dan wanita akan menjadi ibu yang penuh kasih sayang, seorang saudari yang penyayang, seorang putri yang manja, dan seorang istri yang penurut. Dan wajib bagi Adam untuk tidak berusaha meluruskan tulang yang bengkok tersebut, seperti yang di kabarkan oleh Nabi Muhammad SAW, “Jika seorang lelaki meluruskan yang bengkok tersebut dengan serta merta, maka dia akan mematahkannya”.

Maksudnya adalah dengan kebengkokan tersebut adalah perasaan yang ada pada diri seorang wanita yang mengalahkan perasaan seorang laki-laki. Maka wahai Adam jangan merendahkan perasaan Hawa, dia memang diciptakan seperti itu. Apabila seorang wanita mengatakan dia sedang bersedih, tetapi dia tidak menitikkan air mata, itu berarti dia sedang menangis di dalam hatinya.

Apabila dia tidak menghiraukan kamu setelah kamu menyakiti hatinya, lebih baik beri dia waktu untuk menenangkan hatinya sebelum kamu meminta maaf.Dan wanita sulit untuk encari sesuatu yang dia benci untuk orang yang paling dia sayang….

Kisah Nabi Adam AS



Setelah Allah s.w.t.menciptakan bumi dengan gunung-gunungnya,laut-lautannya dan tumbuh-tumbuhannya,menciptakan langit dengan mataharinya,bulan dan bintang-bintangnya yang bergemerlapan menciptakan malaikat-malaikatnya ialah sejenis makhluk halus yangdiciptakan untuk beribadah menjadi perantara antara Zat Yang Maha Kuasa dengan hamba-hamba terutama para rasul dan nabinya maka tibalah kehendak Allah s.w.t. untuk menciptakan sejenis makhluk lain yang akan menghuni dan mengisi bumi memeliharanya menikmati tumbuh-tumbuhannya,mengelola kekayaan yang terpendam di dalamnya dan berkembang biak turun-temurun waris-mewarisi sepanjang masa yang telah ditakdirkan baginya.

Kekhawatiran Para Malaikat.
Para malaikat ketika diberitahukan oleh Allah s.w.t. akan kehendak-Nya menciptakan makhluk lain itu,mereka khuatir kalau-kalau kehendak Allah menciptakan makhluk yang lain itu,disebabkan kecuaian atau kelalaian mereka dalam ibadah dan menjalankan tugas atau karena pelanggaran yang mereka lakukan tanpa disadari.Berkata mereka kepada Allah s.w.t.:"Wahai Tuhan kami!Buat apa Tuhan menciptakan makhluk lain selain kami,padahal kami selalu bertasbih,bertahmid,melakukan ibadah dan mengagungkan nama-Mu tanpa henti-hentinya,sedang makhluk yang Tuhan akan ciptakan dan turunkan ke bumi itu,nescaya akan bertengkar satu dengan lain,akan saling bunuh-membunuh berebutan menguasai kekayaan alam yang terlihat diatasnya dan terpendam di dalamnya,sehingga akan terjadilah kerusakan dan kehancuran di atas bumi yang Tuhan ciptakan itu."

Allah berfirman,menghilangkan kekhuatiran para malaikat itu:
"Aku mengetahui apa yang kamu tidak ketahui dan Aku sendirilah yang mengetahui hikmat penguasaan Bani Adam atas bumi-Ku.Bila Aku telah menciptakannya dan meniupkan roh kepada nya,bersujudlah kamu di hadapan makhluk baru itu sebagai penghormatan dan bukan sebagai sujud ibadah,karena Allah s.w.t. melarang hamba-Nya beribadah kepada sesama makhluk-Nya."
Kemudian diciptakanlah Adam oleh Allah s.w.t.dari segumpal tanah liat,kering dan lumpur hitam yang berbentuk.Setelah disempurnakan bentuknya ditiupkanlah roh ciptaan Tuhan ke dalamnya dan berdirilah ia tegak menjadi manusia yang sempurna.

Iblis Membangkang.
Iblis membangkang dan enggan mematuhi perintah Allah seperti para malaikat yang lain,yang segera bersujud di hadapan Adam sebagai penghormatan bagi makhluk Allah yang akan diberi amanat menguasai bumi dengan segala apa yang hidup dan tumbuh di atasnya serta yang terpendam di dalamnya.Iblis merasa dirinya lebih mulia,lebih utama dan lebih agung dari Adam,karena ia diciptakan dari unsur api,sedang Adam dari tanah dan lumpur.Kebanggaannya dengan asal usulnya menjadikan ia sombong dan merasa rendah untuk bersujud menghormati Adam seperti para malaikat yang lain,walaupun diperintah oleh Allah.

Tuhan bertanya kepada Iblis:"Apakah yang mencegahmu sujud menghormati sesuatu yang telah Aku ciptakan dengan tangan-Ku?"
Iblis menjawab:"Aku adalah lebih mulia dan lebih unggul dari dia.Engkau ciptakan aku dari api dan menciptakannya dari lumpur."
Karena kesombongan,kecongkakan dan pembangkangannya melakukan sujud yang diperintahkan,maka Allah menghukum Iblis dengan mengusir dari syurga dan mengeluarkannya dari barisan malaikat dengan disertai kutukan dan laknat yang akan melekat pd.dirinya hingga hari kiamat.Di samping itu ia dinyatakan sebagai penghuni neraka.

Iblis dengan sombongnya menerima dengan baik hukuman Tuhan itu dan ia hanya mohon agar kepadanya diberi kesempatan untuk hidup kekal hingga hari kebangkitan kembali di hari kiamat.Allah meluluskan permohonannya dan ditangguhkanlah ia sampai hari kebangkitan,tidak berterima kasih dan bersyukur atas pemberian jaminan itu,bahkan sebaliknya ia mengancam akan menyesatkan Adam,sebagai sebab terusirnya dia dari syurga dan dikeluarkannya dari barisan malaikat,dan akan mendatangi anak-anak keturunannya dari segala sudut untuk memujuk mereka meninggalkan jalan yang lurus dan bersamanya menempuh jalan yang sesat,mengajak mereka melakukan maksiat dan hal-hal yang terlarang,menggoda mereka supaya melalaikan perintah-perintah agama dan mempengaruhi mereka agar tidak bersyukur dan beramal soleh.

Kemudian Allah berfirman kepada Iblis yang terkutuk itu:
"Pergilah engkau bersama pengikut-pengikutmu yang semuanya akan menjadi isi neraka Jahanam dan bahan bakar neraka.Engkau tidak akan berdaya menyesatkan hamba-hamba-Ku yang telah beriman kepada Ku dengan sepenuh hatinya dan memiliki aqidah yang mantap yang tidak akan tergoyah oleh rayuanmu walaupun engkau menggunakan segala kepandaianmu menghasut dan memfitnah."

Pengetahuan Adam Tentang Nama-Nama Benda.
Allah hendak menghilangkan anggapan rendah para malaikat terhadap Adam dan menyakinkan mereka akan kebenaran hikmat-Nya menunjuk Adam sebagai penguasa bumi,maka diajarkanlah kepada Adam nama-nama benda yang berada di alam semesta,kemudian diperagakanlah benda-benda itu di depan para malaikat seraya:"Cubalah sebutkan bagi-Ku nama benda-benda itu,jika kamu benar merasa lebih mengetahui dan lebih mengerti dari Adam."
Para malaikat tidak berdaya memenuhi tentangan Allah untuk menyebut nama-nama benda yang berada di depan mereka.Mereka mengakui ketidak-sanggupan mereka dengan berkata:
"Maha Agung Engkau! Sesungguhnya kami tidak memiliki pengetahuan tentang sesuatu kecuali apa yang Tuhan ajakan kepada kami.Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana."

Adam lalu diperintahkan oleh Allah untuk memberitahukan nama-nama itu kepada para malaikat dan setelah diberitahukan oleh Adam,berfirmanlah Allah kepada mereka:"Bukankah Aku telah katakan padamu bahawa Aku mengetahui rahsia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan."

Adam Menghuni Syurga.
Adam diberi tempat oleh Allah di syurga dan baginya diciptakanlah Hawa untuk mendampinginya dan menjadi teman hidupnya,menghilangkan rasa kesepiannya dan melengkapi keperluan fitrahnya untuk mengembangkan keturunan. Menurut cerita para ulamat Hawa diciptakan oleh Allah dari salah satu tulang rusuk Adam yang disebelah kiri diwaktu ia masih tidur sehingga ketika ia terjaga,ia melihat Hawa sudah berada di sampingnya.ia ditanya oleh malaikat:"Wahai Adam! Apa dan siapakah makhluk yang berada di sampingmu itu?"

Berkatalah Adam:"Seorang perempuan."Sesuai dengan fitrah yang telah diilhamkan oleh Allah kepadanya."Siapa namanya?"tanya malaikat lagi."Hawa",jawab Adam."Untuk apa Tuhan menciptakan makhluk ini?",tanya malaikat lagi.
Adam menjawab:"Untuk mendampingiku,memberi kebahagian bagiku dan mengisi keperluan hidupku sesuai dengan kehendak Allah."

Allah berpesan kepada Adam:"Tinggallah engkau bersama isterimu di syurga,rasakanlah kenikmatan yang berlimpah-limpah didalamnya,rasailah dan makanlah buah-buahan yang lazat yang terdapat di dalamnya sepuas hatimu dan sekehendak nasfumu.Kamu tidak akan mengalami atau merasa lapar,dahaga ataupun letih selama kamu berada di dalamnya.Akan tetapi Aku ingatkan janganlah makan buah dari pohon ini yang akan menyebabkan kamu celaka dan termasuk orang-orang yang zalim.Ketahuilah bahawa Iblis itu adalah musuhmu dan musuh isterimu,ia akan berusaha membujuk kamu dan menyeret kamu keluar dari syurga sehingga hilanglah kebahagiaan yang kamu sedang nikmat ini."

Iblis Mulai Beraksi.
Sesuai dengan ancaman yang diucapkan ketika diusir oleh allah dari Syurga akibat pembangkangannya dan terdorong pula oleh rasa iri hati dan dengki terhadap Adam yang menjadi sebab sampai ia terkutuk dan terlaknat selama-lamanya tersingkir dari singgahsana kebesarannya.Iblis mulai menunjukkan rancangan penyesatannya kepada Adam dan Hawa yang sedang hidup berdua di syurga yang tenteram, damai dan bahagia.

Ia menyatakan kepada mereka bahawa ia adalah kawan mereka dan ingin memberi nasihat dan petunjuk untuk kebaikan dan mengekalkan kebahagiaan mereka.Segala cara dan kata-kata halus digunakan oleh Iblis untuk mendapatkan kepercayaan Adam dan Hawa bahawa ia betul-betul jujur dalam nasihat dan petunjuknya kepada mereka.Ia membisikan kepada mereka bahwa.larangan Tuhan kepada mereka memakan buah-buah yang ditunjuk itu adalah karena dengan memakan buah itu mereka akan menjelma menjadi malaikat dan akan hidup kekal.Diulang-ulangilah bujukannya dengan menunjukkan akan harumnya bau pohon yang dilarang indah bentuk buahnya dan lazat rasanya.Sehingga pada akhirnya termakanlah bujukan yang halus itu oleh Adam dan Hawa dan dilanggarlah larangan Tuhan.

Allah mencela perbuatan mereka itu dan berfirman yang bermaksud: "Tidakkah Aku mencegah kamu mendekati pohon itu dan memakan dari buahnya dan tidakkah Aku telah ingatkan kamu bahawa syaitan itu adalah musuhmu yang nyata."
Adam dan Hawa mendengar firman Allah itu sedarlah ia bahawa mereka telah terlanggar perintah Allah dan bahawa mereka telah melakukan suatu kesalahan dan dosa besar.Seraya menyesal berkatalah mereka:"Wahai Tuhan kami! Kami telah menganiaya diri kami sendiri dan telah melanggar perintah-Mu karena terkena bujukan Iblis.Ampunilah dosa kami karena nescaya kami akan tergolong orang-orang yang rugi bila Engkau tidak mengampuni dan mengasihi kami."

Adam dan Hawa Diturunkan Ke Bumi.
Allah telah menerima taubat Adam dan Hawa serta mengampuni perbuatan pelanggaran yang mereka telah lakukan hal mana telah melegakan dada mereka dan menghilangkan rasa sedih akibat kelalaian peringatan Tuhan tentang Iblis sehingga terjerumus menjadi mangsa bujukan dan rayuannya yang manis namun berancun itu.

Adam dan Hawa merasa tenteram kembali setelah menerima pengampunan Allah dan selanjutnya akan menjaga jangan sampai tertipu lagi oleh Iblis dan akan berusaha agar pelanggaran yang telah dilakukan dan menimbulkan murka dan teguran Tuhan itu menjadi pengajaran bagi mereka berdua untuk lebih berhati-hati menghadapi tipu daya dan bujukan Iblis yang terlaknat itu.Harapan untuk tinggal terus di syurga yang telah pudar karena perbuatan pelanggaran perintah Allah,hidup kembali dalam hati dan fikiran Adam dan Hawa yang merasa kenikmatan dan kebahagiaan hidup mereka di syurga tidak akan terganggu oleh sesuatu dan bahawa redha Allah serta rahmatnya akan tetap melimpah di atas mereka untuk selama-lamanya.Akan tetapi Allah telah menentukan dalam takdir-Nya apa yang tidak terlintas dalam hati dan tidak terfikirkan oleh mereka. Allah s.w.t.yang telah menentukan dalam takdir-nya bahawa bumi yang penuh dengan kekayaan untuk dikelolanya,akan dikuasai kepada manusia keturunan Adam memerintahkan Adam dan Hawa turun ke bumi sebagai benih pertama dari hamba-hambanya yang bernama manusia itu.Berfirmanlah Allah kepada mereka:"Turunlah kamu ke bumi sebagian daripada kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain kamu dapat tinggal tetap dan hidup disan sampai waktu yang telah ditentukan."

Turunlah Adam dan Hawa ke bumi menghadapi cara hidup baru yang jauh berlainan dengan hidup di syurga yang pernah dialami dan yang tidak akan berulang kembali.Mereka harus menempuh hidup di dunia yang fana ini dengan suka dan dukanya dan akan menurunkan umat manusia yang beraneka ragam sifat dan tabiatnya berbeda-beda warna kulit dan kecerdasan otaknya.Umat manusia yang akan berkelompok-kelompok menjadi suku-suku dan bangsa-bangsa di mana yang satu menjadi musuh yang lain saling bunuh-membunuh aniaya-menganianya dan tindas-menindas sehingga dari waktu ke waktu Allah mengutus nabi-nabi-Nya dan rasul-rasul-Nya memimpin hamba-hamba-Nya ke jalan yang lurus penuh damai kasih sayang di antara sesama manusia jalan yang menuju kepada redha-Nya dan kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat.

Kisah Adam dalam Al-Quran.
Al_Quran menceritakan kisah Adam dalam beberapa surah di antaranya surah Al_Baqarah ayat 30 sehingga ayat 38 dan surah Al_A'raaf ayat 11 sehingga 25


Pengajaran Yang Terdapat Dari Kisah Adam.
Bahawasanya hikmah yang terkandung dalam perintah-perintah dan larangan-larangan Allah dan dalam apa yang diciptakannya kadangkala tidak atau belum dapat dicapai oelh otak manusia bahkan oleh makhluk-Nya yang terdekat sebagaimana telah dialami oleh para malaikat tatkala diberitahu bahawa Allah akan menciptakan manusia - keturunan Adam untuk menjadi khalifah-Nya di bumi sehingga mereka seakan-akan berkeberatan dan bertanya-tanya mengapa dan untuk apa Allah menciptakan jenis makhluk lain daripada mereka yang sudah patuh rajin beribadat, bertasbih, bertahmid dan mengagungkan nama-Nya.

Bahawasanya manusia walaupun ia telah dikurniakan kecergasan berfikir dan kekuatan fizikal dan mental ia tetap mempunyai beberapa kelemahan pada dirinya seperti sifat lalai, lupa dan khilaf.Hal mana telah terjadi pada diri Nabi Adam yang walaupun ia telah menjadi manusia yang sempurna dan dikurniakan kedudukan yang istimewa di syurga ia tetap tidak terhindar dari sifat-sifat manusia yang lemah itu.Ia telah lupa dan melalaikan peringatan Allah kepadanya tentang pohon terlarang dan tentang Iblis yang menjadi musuhnya dan musuh seluruh keturunannya, sehingga terperangkap ke dalam tipu daya dan terjadilah pelanggaran pertama yang dilakukan oleh manusia terhadap larangan Allah.

Bahawasanya seseorang yang telah terlanjur melakukan maksiat dan berbuat dosa tidaklah ia sepatutnya berputus asa dari rahmat dan ampunan Tuhan asalkan ia sedar akan kesalahannya dan bertaubat tidak akan melakukannya kembali.Rahmat allah dan maghfirah-Nya dpt mencakup segala dosa yang diperbuat oleh hamba-Nya kecuali syirik bagaimana pun besar dosa itu asalkan diikuti dengan kesedaran bertaubat dan pengakuan kesalahan.
Sifat sombong dan congkak selalu membawa akibat kerugian dan kebinasaan.Lihatlah Iblis yang turun dari singgahsananya dilucutkan kedudukannya sebagai seorang malaikat dan diusir oleh Allah dari syurga dengan disertai kutukan dan laknat yang akan melekat kepada dirinya hingga hari Kiamat karena kesombongannya dan kebanggaaannya dengan asal-usulnya sehingga ia menganggap dan memandang rendah kepada Nabi Adam dan menolak untuk sujud menghormatinya walaupun diperintahkan oleh Allah s.w.t.

Rabu, 23 November 2011

Cara Mudah Membedakan Antara Cinta dan Nafsu

Ada orang bilang cinta itu adalah ketulusan hati, tanpa pamrih, cinta sejati tidaklah berharap, tapi penuh keikhlasan. Sedangkan nafsu yang dibalutkan dengan bungkus cinta seringkali menipu kita, kadang seperti serigala berbulu domba, kita tidak tau persis dan susah mengenalinya, apalagi bila hati sedang dimabuk asmara, rasio dan akal jadi keseleo hingga tak bisa bedakan mana yang cinta tulus mana yang hanya kedok cinta padahal sesungguhnya nafsu. Perbedaannya???
                                                                       
1. Cinta itu membahagiakan, Nafsu itu membahayakan
Cinta yang sebenarnya selalu menunjukkan jalan atau arah menuju kebahagiaan bagi orang-orang yang menjalaninya. Seorang pecinta yang sudah menemukan dan memahami makna cinta sejati dalam dirinya akanberada pada kondisi yang membahagiakan. Sebaliknya, orang-orang yang terkecoh dengan nafsu dan menganggap nafsu adalah cinta akan berada dalam kondisi yang membahayakan. Kita tidak bisa memungkiri, di mana ada kebaikan, di situlah setan menggoda manusia agar terjerumus ke dalam keburukan.
Cinta dan nafsu seperti dua sisi dari mata uang yang sama. Cinta adalah sisi positif, nafsu adalah sisi negatif dan uang itu adalah hubungan. Seseorang yang mencintai pasangannya dengan sebenar-benarnya cinta akan mengarahkan hubungannya menuju kebahagiaan sejati dengan cara menjaga dan menyayangi pasangannya. Tanpa bermaksud untuk merusak dan menyakiti. Lain halnya dengan orang-orang yang menjalin hubungan dengan landasan nafsu, mereka akan membawa hubungannya kearah kebahagiaan yang semu dan hanya berorientasi pada fisik, dalam hal ini sex. Yang justru akan menjerumuskan mereka ke dalam situasi yang membahayakan.

2. Cinta bikin kita ketawa, Nafsu bikin kita kecewa
Kalau diibaratkan hubungan seperti sawah, maka cinta adalah padi dan nafsu adalah rumput liar. Nah, ketika ketika seseorang menanam padi (cinta) di sawah (hubungan) maka secara otomatis akan tumbuh juga rumput liar (nafsu). Kalau orang itu sudah mengetahui dan memahami apa itu padi (apa itu cinta), maka dia akan segera memangkas rumput liar itu (nafsu) yang tumbuh di sawahnya (hubungan). Ketika tiba masa panen, orang ini akan menuai hasil sawahnya (hubungan) yang ditanami padi (cinta) itu tadi berupa buah padi (kebahagiaan). Lain dengan orang-orang yang terkecoh yang menyangka rumput liar (nafsu) sebagai padi (cinta). Mereka akan memelihara rumput liar (nafsu) dan tanaman padinya (cinta) akan mati. Pada saat panen, tentu yang mereka dapat hanyalah sekarung rumput liar (nafsu) yang tidak enak dimakan (kekecewaan).

3. Cinta selalu ingin memberi, Nafsu hanya ingin diberi
Saya rasa maksud dari poin ketiga ini sudah jelas. Cinta adalah memberi. Ketika seseorang menjalin hubungan atas dasar cinta maka hal pertama yang dilakukannya adalah memberikan yang terbaik kepada pasangannya, bukan ingin diberi. Logikanya, kalau kita dan pasangan sama-sama ingin memberi (kita ingin memberi kepada pasangan dan pasangan ingin memberi kepada kita) secara otomatis keduanya akan menerima. Tapi kalau kita dan pasangannya inginnya diberi (pasangan ingin diberi dan kita juga ingin diberi) lalu siapa yang akan memberi..? Pada akhirnya yang terjadi justru tidak ada yang akan diberi karena tidak ada yang ingin memberi.

4. Cinta ingin menyayangi, Nafsu ingin menggerayangi
Bagaimana cara kamu memperlakukan pasanganmu?? Dan bagaimana cara pasanganmu memperlakukan kamu??
Ini adalah cara termudah untuk membedakan mana cinta, mana nafsu??  Landasan seseorang dalam menjalin hubungan akan sangat menentukan pada bagaimana cara orang tersebut memperlakukan pasangannya. Orang yang menjalin hubungan dengan landasan cinta akan senantiasa memperlakukan pasangannya dengan cara-cara yang baik. Menjaga, menyayangi, memperhatikan dan selalu memberikan yang terbaik. Sebaliknya orang-orang yang menjalin hubungan karena nafsu cenderung memperlakukan pasangan ke arah fisik. Setiap kali bertemu, inginnya menciumi dan diciumi, setiap kali berdua inginnya dipeluk dan memeluk, digerayangi dan menggerayangi, dan yang lebih parah lagi kalau sampai kearah hubungan sex.


5. Cinta yang terbaik, Nafsu yang terbalik
Cinta selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik, berusaha memberikan yang terbaik untuk pasangan dan selalu memperlakukan pasangan dengan cara-cara yang baik. Bagaimana dengan nafsu?? Sebaliknya, nafsu selalu ingin diberi dan cenderung memperlakukan pasangan ke arah yang menyesatkan.